Cerita Nabi Muhammad SAW
Cerita Tentang Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam
Mari kita baca dan renungkan bersama, semoga banyak hikmah yang bisa kita petik, sehingga kita bisa meneladani beliau.
-------------------------------------------------
Kalau pakaian beliau terkoyak atau robek, Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam menambal dan menjahitnyanya sendiri tanpa perlu menyuruh
isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga
maupun untuk dijual.
Setiap kali beliau pulang ke rumah, bila dilihat tidak ada makanan yang
sudah masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan
bajunya untuk membantu istrinya di dapur.
Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sholat.
Pernah Rasulullah pulang pada waktu pagi. Tentulah beliau amat lapar
waktu itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apa pun yang ada untuk di buat
sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena Sayyidatina ‘Aisyah
rodliyallahu 'anhaa belum ke pasar. Maka beliau shollallahu 'alaihi
wasallam bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah
panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang
kemerah-merahan)
Aisyah rodliyallahu 'anhaa menjawab dengan merasa agak serba salah, “Belum ada apa-apa Yaa Rasulallah.”
Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu saya puasa saja hari ini.” tanpa sedikitpun tergambar rasa kesal di wajahnya.
Pernah Rasulullah bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
Subhaanallaah....Prihatin, sabar dan tawadhuknya Rasulullah sebagai kepala keluarga.
Pada suatu ketika Rasulullah menjadi imam sholat. Dilihat oleh para
sahabat, pergerakan beliau antara satu rukun ke satu rukun yang lain
amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi kemerutuk seolah-olah
sendi-sendi pada tubuh beliau yang mulia itu bergeser antara satu sama
lain. Sahabat Umar yang tidak tahan melihat keadaan beliau itu langsung
bertanya setelah selesai sholat :
“Yaa Rasulallah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah anda sakit yaa Rasulallah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, saya sehat dan segar” jawab beliau.
“Yaa Rasulallah… mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh baginda?
Kami yakin anda sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut.
Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi
batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang
menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Yaa Rasulallah! Adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat baginda?”
Lalu beliau menjawab dengan lembut dan senyum, ”Tidak para sahabatku.
saya tahu, apa pun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah
yang akan saya jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila saya sebagai
pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai
hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia
ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Subhanallaah...betapa cintanya beliau kepada umatnya.....sedang cinta
kita kepada beliau??? apakah kita sering ingat pada beliau??? apakah
kita sering membaca sholawat untuk beliau??? apakah akhlak Rasulullah
yang begitu lembut, santun, pemaaf, ikhlas dan tawadlu' serta selalu
menyentuh hati telah kita teladani???
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar saat kain surbannya diambil dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi
si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH TA'ALA dan rasa kehambaan dalam
diri Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yang tinggi menjadikan
beliau seorang yang tawadlu' yang tidak ingin dimuliakan.
Anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih
dari yang lain, ketika di depan umum maupun dalam kesendirian.
Ketika pintu Surga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda
masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah,
hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.
Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi.
Bila ditanya oleh Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa, “Yaa
Rasulallah, bukankah anda telah dijamin Surga? Mengapa anda masih
bersusah payah begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Yaa ‘Aisyah, bukankah saya ini hanyalah
seorang hamba? Sesungguhnya saya ingin menjadi hamba-Nya yang
bersyukur.”
Rasulullah benar-benar sosok hamba yang sangat bersyukur kepada-Nya,
beliau mensyukuri semua anugerah yang beliau terima dengan ibadah yang
sungguh-sungguh....Subhaanallaah.....
Renungan untuk kita, bagaimana ibadah kita, sudahkah sungguh-sungguh
sebagaimana Rasulullah??? atau masih jauh dari rasa sungguh-sungguh???
ataukah masih merasa berat atau merasa terbebani dengan ibadah-ibadah
yang Allah wajibkan pada kita??? jawabannya ada di hati kita
masing-masing....bila kita mau berfikir memang nikmat Allah pada kita
banyak sehingga tidak mungkin kita menghitungnya, tapi sayang banyak
manusia yang tidak mau memikirkan dan merenungkan nikmat-nikmat Allah
yang telah diberikan-Nya, terutama nikmat IMAN dan ISLAM.
Allah telah berfirman dalam QS. Al-Qolam ayat 4 yang terjemahnya "Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak (berbudi pekerti)
yang agung"
Demikian sedikit apa yang ana bisa sampaikan tentang agungnya dan
mulianya Rasulullah, tidak lupa ana sampaikan terima kasih kepada siapa
yang menyempatkan waktu membaca artikel sederhana ini
Bismillahirrahmaanirrahiim
Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan
dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin.
Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada
yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah
berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat
tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah
kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?"
Si tukang batu menjawab, "Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah
batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya
saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan
saya kasar."
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia
tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari
nafkah yang halal, Rasulpun menggenggam tangan itu, dan menciumnya
seraya bersabda,
"Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada", 'inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya'.
***
Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan
para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya
putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh
Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah
justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena
membelah batu dan karena kerja keras.
Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu
di kenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian
berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu
dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah
baiknya.” Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk
menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau
ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia,
maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya
sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)
***
Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari
bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih
jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin
terhadap para pemalas.
”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bum;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah 10)
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)
***
”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)
”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan,
selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud,
selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)
”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus
dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang
dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah
dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka
sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)
Kisah Rasulullah dan Seorang Badui
PADA suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah,
baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya
Karim! Ya Karim!”
Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi “Ya Karim!
Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya
Karim! Ya Karim!”
Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang
dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum
pernah di lihatnya.
Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja
mengejek-ngejekku, karena aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena
ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad
Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu
berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum
pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum
pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badwi itu.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”
Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada
dirinya lalu berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.
Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya
berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan
seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya.
Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang
takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa
berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan
bagi yang mengingkarinya.”
Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit,
dia berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu
dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona
dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di
Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil
mahupun yang besar.”
Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu
pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan
membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat
perhitungan denganNya.”
Orang Arab badwi berkata lagi, “Jika Tuhan akan memperhitungkan
dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran
magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan
kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa
dermawanNya.”
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah SAW pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu sehingga air
mata meleleh membasahi janggutnya.
Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad,
Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah
engkau daripada menangis, sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy
lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang
katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya,
juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan
semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti.”
Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita itu dan menangis karena tidak berdaya menahan rasa terharu.
**********************************************************************************
Rasulullah s.a.w. sebagai Insan Ter- Agung
Nabi Muhammad s.a.w. meskipun sama kejadiannya dengan manusia lain di
muka bumi ini, namun bentuk lahiriah dan rohaniahnya tidak sama.
Rasulullah mempunyai keistimewaan yang sama sekali tidak terdapat pada
manusia-manusia biasa.
Sebagai manusia yang terbaik di muka bumi ini, Rasulullah dianugerahkan
dengan keperibadian dan perwatakan yang istimewa karena padanyalah
terdapat contoh untuk diteladani.
Umum mengetahui keadaan yang zahir adalah gambaran yang terjelma dari
unsur-unsur batin. Rupa paras seseorang yang membantu menjelaskan
keperibadian setiap individu. Ciri-ciri seperti bentuk badan, sifat
fizikal dan rupa bentuk anggota adalah menggambarkan tentang akal dan
akhlak seseorang. Begitulah dengan Nabi Muhammad s.a.w. yang mempunyai
bentuk badan yang indah dan Tegak, namun tidak dapat digambarkan oleh
mana-mana pelukis potret di dunia ini. Allah mengharamkan penggambaran
potret Rasulullah s.a.w oleh siapa saja. Sungguhpun begitu sifat-sifat
kecantikan baginda masih boleh diillusikan melalui penuturan dan riwayat
para sahabat dan tabi'in.
Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi
yang pada pertama kalinya bertemu muka dengan Baginda lantas melafazkan
keIslaman dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda.
Ulama Yahudi berkenaan terpukau dengan raut paras dan akhlak baginda
yang sudah tentunya milik seorang Rasul Agung di muka bumi ini.
Para sahabat yang sentiasa bersamanya sentiasa meneliti bentuk tubuh
tokoh kesayangannya secara terperinci. Di antara kata-kata apresiasi
mereka yang pernah melihat baginda s.a.w. :
Aku belum pernah melihat lelaki yang seindah Rasulullah. Aku melihat cahaya memancar dari lidahnya.
Seandainya kamu melihat Rasulullah, kamu akan merasa seolah-olah sedang melihat matahari terbit.
Aku pernah melihat Rasulullah s.a.w. di bawah sinaran bulan. Aku
bandingkan wajahnya dengan bulan, akhirnya aku sedari bahawa Rasulullah
s.a.w. jauh lebih cantik daripada sinaran bulan.
Rasulullah s.a.w. seumpama matahari yang bersinar. Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah s.a.w.
Apabila Rasulullah s.a.w. berasa gembira, wajahnya bercahaya seperti
bulan purnama dan dari situ kami mengetahui yang baginda sedang gembira.
Kali pertama memandangnya, sudah tentu kamu akan terpesona
Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat
Wajahnya seperti bulan purnama
Dahi Baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya. Urat darah
kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah.
Mata Baginda hitam dengan bulu mata yang panjang
Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut.
Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya.
Mulut baginda sederhana luas dan cantik
Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan.
Apabila berkata-kata cahaya kelihatan memancar dari giginya
Janggutnya penuh dan tebal menawan
Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca. Warna lehernya putih seperti perak sangat indah.
Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya
Rambutnya sedikit ikal
Rambutnya tebal kadang-kadang menyentuh pangkal telinga dan kadang-kadang mencecah bahu tapi disisir rapi
Rambutnya terbelah di tengah
Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur dari dada ke pusat
Dadanya bidang dan selaras dengan perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih daripada biasa
Seimbang antara kedua bahunya
Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya , jarinya juga besar dan tersusun dengan cantik
Aku tidak pernah menyentuh sebarang sutera yang tipis mahupun tebal yang lebih lembut daripada tapak tangan Rasulullah s.a.w.
Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik. kakinya berisi, di tapak
kakinya terlalu licin sehingga tidak melekat air. Terlalu sedikit daging
di bahagian tumit kakinya.
Warna kulitnya tidak putih seperti kapur atau coklat tapi campuran antara coklat dan putih. Warna putihnya lebih banyak.
Warna kulit Baginda putih kemerah-merahan
Warna kulitnya putih tapi sehat
Kulitnya putih lagi bercahaya
Binaan badannya sempurna, tulang-temulangnya besar dan kukuh
Badannya tidak gemuk
Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran sederhana lagi kacak
Perutnya tidak buncit
Badannya cenderung kepada tinggi. Semasa berada di kalangan orang ramai, baginda kelihatan lebih tinggi daripada mereka
Sekalipun baginda miskin dan lapar tapi tubuhnya lebih gagah dan sihat
daripada orang yang cukup makan.Aku tidak pernah melihat seorang lelaki
yang lebih gagah dan berani daripada Rasulullah s.a.w.
Begitu hebat personaliti dan ketokohan Baginda s.a.w., makhluk terpuji
dan teragung di muka bumi. Kesimpulannya Nabi Muhammad s.a.w. adalah
manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh sepanjang zaman.
اللَّهُــــــــم صَــــــلٌے و سَلّـــــمّے علَےَ نبينا مُحمَّــــــــدْ وعلــــــــى اّلـــــــه وصـحبه و سَلّـــــمّے
dikutip dari Kisah2 Teladan.
Wassalam.
********************************************************************************
Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Iblis
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata
:”Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari
golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari
luar :”Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk,
karena kalian membutuhkanku”.
Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :”Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?”.
Para sahabat menjawab,”Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”.
Rasulullah berkata :”Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah
senantiasa melaknatnya”.
Umar bin Khattab r.a. berkata :”Ya, Rasulullah , apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”.
Nabi SAW berkata pelan :”Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak
tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu
yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu
untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang
dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”.
Ibnu Abbas berkata :”Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke
tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka
dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut
yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya
[masyquqatani] memanjang [terbelah ke-atas, tidak kesamping], kepalanya
seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar
seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur].
Dia berkata,”Assalamu ‘alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya
jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“.
Nabi SAW menjawab : ”Assamu lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik
Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau
punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".
Iblis berkata : ”Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] .”
Nabi SAW berkata : ”Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata,”Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang
Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu
untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja.
Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan
rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu
mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan
kepa-damu’ . Allah SWT bersabda,”Demi kemulia-an dan keagungan-Ku, jika
engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku
jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu
karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang
kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau
inginkan.
Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku,
niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban
yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa
diriku”.
Rasulullah kemudian mulai bertanya :”Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu benci ?”.
Iblis menjawab :”Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah
yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”.
Rasulullah SAW :”Siapa lagi yang kamu benci?”.
Iblis :”Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT”.
Rasulullah :”Lalu siapa lagi ?”.
Iblis :”Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar”.
Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :”Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”.
Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :”Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan
kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya”.
Rasulullah :”Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?”.
Iblis :”Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq
sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam
golongan orang-orang yang sabar”.
Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :”Orang kaya yang bersyukur”.
Rasulullah bertanya :”Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur ?”.
Iblis :”Jika aku melihatnya meng-ambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”.
Rassulullah :”Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?”.
Iblis :”Aku merasa panas dan gemetar”.
Rasulullah :”Kenapa, wahai terlaknat?”.
Iblis :”Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali
sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”.
Rassulullah :”Jika mereka shaum ?”.
Iblis :”Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”.
Rasulullah :”Jika mereka menunaikan haji ?”.
Iblis :”Saya menjadi gila”.
Rasulullah :”Jika mereka membaca Al Qur’an ?’.
Iblis :’ Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”.
Rasulullah :”Jika mereka berzakat ?”.
Iblis :”Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua”.
Rasulullah :”Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?”.
Iblis :”Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan
menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat
disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai
penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat,
Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”.
Iblis :”Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Umar ?”.
Iblis :”Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Utsman ?”.
Iblis :”Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib ?”.
Iblis :”Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu
dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia
meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak
pernah melakukan hal itu”.
Rasulullah :”Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat”.
Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad :”Hay-hata hay-hata [tidak
mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup
dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu
sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging,
sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan
membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan
mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan
yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang
mukhlis [ikhlas]“.
Rasulullah :”Siapa yang mukhlis itu menurutmu ?”.
Iblis dengan panjang-lebar menjawab :”Apakah engkau tidak tahu, wahai
Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang
ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar,
tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah,
maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian
dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari
orang yang saya jelaskan kepadamu.
Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar.
Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah]
termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai
Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak.
Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara
mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian
lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan
sebagian lagi menggoda orang-orang lemah.
Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka,
sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka
kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda
orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi
dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari
suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain,
sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab
yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan
mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa.
Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah
secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit
menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia
berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah
dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] :”
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan
ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia
itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhn ya aku berlepas diri dari kamu
karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS.
59:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal
dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong,
dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah
kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan
Hawa,”Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”. Maka, sumpah palsu
merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain,
dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang
jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq,
bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya
sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan
ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki
keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah
anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.
Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan
shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan
aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya:”Masih ada waktu, sementara
engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya
tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku,
maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia
menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku
katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku
usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku
katakan kepadanya,’ Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya’.
Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam
shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku
perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti
ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku,
maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu
aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia
hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu,
batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala
keledai pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan
jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat.
Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia
tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan
dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi
pendengar kami yang setia.
Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk
meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu.
Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari
Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit :”Tinggalkanlah shalat,
sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat,
karena Allah berkata :”Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula)
bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu
memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu
sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam
keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia
bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong
dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir.
Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku
mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.
Nabi berkata :”Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ?”.
Iblis :”Pemakan riba”.
Nabi :”Siapa teman kepercayaanmu [shadiq] ?”.
Iblis :”Pe-zina”.
Nabi :”Siapa teman tidurmu ?”.
Iblis :”Orang yang mabuk”.
Nabi :”Siapa tamumu ?”.
Iblis :”Pencuri”.
Nabi :”Siapa utusanmu ?”.
Iblis :”Tukang Sihir”.
Nabi :”Apa kesukaanmu ?”.
Iblis :”Orang yang bersumpah cerai”.
Nabi :”Siapa kekasihmu ?”.
Iblis :”Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”.
Nabi :”Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu ?”.
Iblis :”Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah”.
Nabi :”Apa yang melelehkan badanmu ?”.
Iblis :”Tobatnya orang yang bertaubat”.
Nabi :”Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu ?”.
Iblis :”Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam.
Nabi :”Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”.
Iblis :”Zakat secara sembunyi-sembunyi”.
Nabi :”Apa yang membutakan matamu ?”.
Iblis :”Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]”.
Nabi :”Apa yang memukul kepalamu ?”.
Iblis :”Memperbanyak shalat berjamaah”.
Nabi :”Siapa yang paling bisa membahagiakanmu ?”.
Iblis :”Orang yang sengaja meninggalkan shalat”.
Nabi :”siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”.
Iblis :”Orang kikir / pelit”.
Nabi :”Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu] ?”.
Iblis :”Majlis-majlis ulama”.
Nabi :”Bagaimana kamu makan ?”.
Iblis :”Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku”.
Nabi :”Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas ?”.
Iblis :”Dibalik kuku-kuku manusia”.
Nabi :”Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah ?”.
Iblis :”Sepuluh perkara”.
Nabi :”Apa itu wahai terlaknat ?”.
Iblis :”Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri
Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku
berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah : Dan
hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan
kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri
janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada
mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64)
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya.
Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala
harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari
syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut
bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.
Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan
yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah :”……. , dan kerahkanlah terhadap mereka
pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS. 17:64) . Saya
memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah
kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi
masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah
al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah
panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka
orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya
teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi
teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki
teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya
untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat :
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27)
Rasulullah berkata :”Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan
didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan
membenarkanmu”.
Lalu Iblis meneruskan :”Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar
saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku.
Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah
mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan
dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian
Allah berfirman kepadaku:”Engkau dapat melakukan apa saja yang kau
minta”. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat .
Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang
mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari
kiamat.
Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di
telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya.
Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum
menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi.
Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan
ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan
dipamer-kan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu.
Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus
pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap
ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya
punya anak lagi yang bernama Kuhyal.
Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis
pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka
terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang
dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis
pahala sedikitpun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di
pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya.
Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua
syaithan itu kemudian berkata kepadanya, ‘ keluarkan tanganmu’. Akhirnya
ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan
nodanya.
Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan
tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya
memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan
membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat
mengucapkan”Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat
sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan
dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan
kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan
segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai
hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah
hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh
Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah
orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya,
sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh
Allah sejak dalam perut ibunya.
Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud : Jikalau Rabbmu
menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang
diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.
Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan
memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
(QS. 11:119) dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi
tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah
menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah
berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang
pasti berlaku, (QS. 33:38)”.
Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis :”Wahai Abu Murrah
[Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah,
sementara saya akan menjamin-mu masuk surga”.
Ia iblis menjawab :”Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan
Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari
kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan
para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan
meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan
orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah
makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya
beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”.
Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir,
dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu
diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan
sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.
Hikmah dari Kisah tersebut di atas Sebagai upaya mencari hikmah dalah
kisah di atas, rangkuman ini barangkali berguna untuk direnungkan :
• Kita perlu semakin menancapkan keyakinan, bahwa syaithan tidak punya kuasa sedikitpun bagi orang-orang yang disucikan-Nya.
• Jadi upaya kita adalah memohon kepada Allah Ta’Ala agar Dia ridho dan
berkenan membersihkan segala dosa baik sengaja maupun tidak untuk
mendapatkan ampunan-Nya.
• Bila kita simak, perbedaan mendasar keyakinan Iblis adalah tidak ada
keinginannya untuk bertaubat, walau Rasulullah SAW telah menghimbaunya
bahkan dengan menawarkan jaminan untuk mendapatkan ampunan. Dengan tegas
Allah berfirman : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
(QS. 20:82).
• Bila kita cermati hadangan dan rintangan yang akan dilakukan oleh
Iblis dari kisah tersebut membuat kesadaran bahwa upaya untuk menjalani
kehidupan sungguh tidak mudah.
• Hanya karena Maha Rahman dan Maha Rakhiim-Nya sajalah kita akan
selamat dalam menjalani kehidupan ini hingga akan selamat dari
jebakan-jebakan syaithan.